SUKOHARJO- Indonesia darurat narkoba bukanlah slogan semata. Fakta menunjukan, selain pengguna sudah mencapai 5 juta orang, juga menyasar semua kalangan masyarakat. Kini, tidak ada segmen masyarakat yang bebas dari narkoba, dari aparat keamanan, birokrat hingga pelajar sekolah.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) bersama Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo menggelar Penyuluhan Sosialisasi bahaya narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza) bagi pelajar SMP di Graha PGRI Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Selasa (10/09).
Dalam konteks pencegahan bagi pelajar sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sukoharjo posisi pelajar adalah mitra strategis penyampai informasi pencegahan bahaya narkoba di lingkungannya serta bertekad kuat membendung informasi yang tidak benar tentang narkoba di kalangan pelajar.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) Disdikbud Sukoharjo Dwi Atmojo Heri menjelaskan, kegiatan penyuluhan narkoba dengan sasaran pelajar tingkat SMP sudah menjadi agenda tahunan.
" Penyuluhan Narkoba sudah menjadi agenda tahunan dari Disdikbud. Sebab jika tidak dilakukan sejak dini, maka dampaknya akan sangat berbahaya, apalagi pelajar SMP sangat rentan terhadap berbagai informasi tentang narkoba ," ungkap Dwi.
Ditambahkannya melalui penyuluhan yang dilakukan BNK, "kami berharap para pelajar di kabupaten Sukoharjo menjadi cerdas dan terbebas dari narkoba," tambahnya.
Sosialisasi dan Penyuhan tentang bahaya Narkoba menghadirkan nara sumber dari BNK ( Badan Narkoba Kabupaten) Sukoharjo Agus Widanarko bersama timnya The Blangkon.
Agus Widanarko mengatkan "agar peserta tidak jenuh, BNK Sukoharjo juga selalu membawa tim kami yakni "The Blangkon" lengkap dengan gitar eletriknya untuk menghibur dengan lagu-lagu tematis, serta permainan sulap.
Selama sosialisasi BNK memaparkan berbagai jenis narkoba dan bahayanya. Selain itu juga diberikan edukasi tentang sekilas sejarah Radio Republik Indonesia (RRI)I yang akan berulang tahun ke 74 pada 11 September 2019.
" Ya, sambil menyuluh narkoba, para pelajar juga kami berikan tentang sekilas sejarah RRI. Edukasi tentang salah satu radio milik bangsa itu dilakukan lantaran RRI merupakan media paling tua yang masih memiliki pendengar cukup banyak tersebar di semua propinsi termasuk di wilayah Solo raya ," ungkap Koordinator BNK Sukoharjo Agus Widanarko.
Menurutnya, RRI yang tetap eksis ditengah persaingan media elektronik patut didukung. Sebab pemberitaan RRI benar-benar dapat dipercaya, jauh dari Hoax dan dapat menetralisir keadaan.
" Disamping itu yang tidak kalah penting adalah RRI juga masih bertahan dengan lagu-lagu perjuangan, lagu-lagu untuk anak serta lagu dan gending jawa. Sehingga melalui penyuluhan Narkoba kami sengaja menyelipkan waktu khusus untuk memberikan edukasi tentang RRI yang saat ini dapat diakses melalui HP Android RRIplay Go, RRINet dan media online ," cetusnya.
Demikian informasi yang disampaikan Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sukoharjo Drs. Joko Nurhadiyanto EN, M.Hum. (Tj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar