Selasa, 04 Desember 2018

Bupati Buka Kegiatan Penguatan Nilai Nilai Luhur Budaya Bangsa Menangkal Radikalisme dan Terorisme

SUKOHARJO-  Aksi terorisme bukan hanya merugikan diri sendiri juga merugikan bangsa dengan munculnya korban jiwa ketakutan dan rasa tidak nyaman. Dari eksternal, permasalahan yang wajib diwaspadai adalah pengaruh kemajuan teknologi informasi seperti, media sosial dan internet. Kemajuan teknologi informasi modern tersebut jika tidak disikapi dengan bijak, maka teknologi tersebut akan dapat merusak sendi-sendi dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Demikian petunjuk Bupati Sukoharjo H. Wardoyo Wijaya SH., MH., MM dalam Pelaksanaan kegiatan penguatan nilai nilai luhur budaya Bangsa Menangkal Radikalisme dan Terorisme, yang diikuti ketua RT/RW se- Kabupaten Sukoharjo, Lurah serta dihadiri pula Forkopimda, para pejabat dilingkungan Pemkab Sukoharjo, bertempat di Pendopo Graha Satya Praja (GSP) , selasa (4/12). Dengan Narasumber Mantan narapidana kasus terorisme Sofyan Tsauri.

Lebih lanjut Bupati mengatakan, sekarang ini muncul beberapa permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia baik dari internal dan eksternal khususnya menjelang pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019. Salah satu permasalahan internal yang mengkhawatirkan adalah lemahnya penghayatan agama dan munculnya pemahaman agama yang keliru dan sempit. Dari eksternal permasalahan yang wajib diwaspadai adalah pengaruh kemajuan teknologi informasi seperti media sosial dan internet. Kemajuan teknologi informasi tersebut jika tidak disikapi dengan bijak maka teknologi tersebut akan merusak sendi sendi dan nilai nilai luhur Pancasila, "jelas Bupati dalam sambutannya.

"Saya mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk menjaga silaturahmi, persatuan dan kesatuan. Kita bangun kebersamaan sehingga akan terwujud Kabupaten Sukoharjo yang aman damai dan kondusif," ujarnya.

Pemkab Sukoharjo sudah bergerak aktif dengan mengajak serta masyarakat sampai ketua RT/RW diundang bersama. Mereka diajak untuk membantu menjaga kondusifitas wilayah. Salah satunya yakni dengan pengawasan bersama dan menanamkan nilai nilai luhur Pancasila kepada warganya.

"Apabila ada hal hal mencurigakan atau kegiatan yang bisa memicu munculnya sampai menimbulkan keretakan persatuan dan kesatuan maka silahkan masyarakat atau ketua RT/RW segera melapor," tambah Bupati.

Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Inf Chandra Ariyadi Prakosa mengatakan, sudah menjadi kewajiban bagi setiap Warga Negara Indonesia (WNI) menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tidak boleh ada sekecil ruang apapun pihak pihak yang akan memecah belah persatuan tersebut.

"NKRI harga mati harus diwujudkan jangan sampai ada teror yang menakutkan masyarakat. Tidak boleh ada terorisme dan masyarakat harus membantu mewujudkannya," ujarnya.

Mantan narapidana kasus terorisme Sofyan Tsauri yang menjadi narasumber dalam kegiatan penguatan nilai nilai luhur budaya bangsa menangkal radikalisme dan terorisme ini membeberkan ciri-ciri kelompok penyebar ajaran radikal dan terorisme kepada 1200 tamu undangan yang tampak hadir di Pemkab Sukoharjo.

"Bahkan enggan sholat di masjid yang bukan masjid kelompoknya, termasuk dalam melakukan sholat Jumat," kata Sofyan

Ia mengatakan saat ini mahasiswa tengah menjadi target perekrutan teroris di Indonesia. Modusnya kata dia, sangat beragam misal mengadakan diskusi ke-Islaman yang memuat konten Islam radikal sampai cuci otak (brainwash).

"Jangan karena ikut mengaji atau daurah sebulan dua bulan lantas berani berfatwa," kata Sofyan yang sempat menjalani kurungan penjara selama enam tahun ini.

Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Sukoharjo Gunawan Wibisono, S.Sos melaporkan bahwa maksud dan tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam menangkal radikalisme dan terorisme bersama elemen anak bangsa khususnya esensisnya di Kabupaten Sukoharjo, tujuan memberikan pembekalan dan pemahaman kepada elemen masyarakat dalam memahami pentingnya karakter bangsa sebagai upaya menjaga eksistensi nilai-nilai luhur budaya dalam menangkal radikalisme dan terorisme, "jelas Kepala Kesbangpol Gunawan Wibisono dalam laporannya.

Demikian informasi yang disampaikan Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sukoharjo. (Tj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar