SUKOHARJ0- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ir. Airlangga Hartarto MBA, M.MT, beserta Direktur Jenderal (Dirjen) IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih, Anggota Komisi VI DPR RI, Endang Srikarti Handayni, Wakil Bupati Sukoharjo H. Purwadi SE.,MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sofyan Anief serta pengasuh pondok pesantren menghadiri peluncuran program penumbuhan wirausaha baru di lingkungan Pondok Pesantren (ponpes) di GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Senin (21/5).
Pada kesempatan tersebut, Kemenperin memberikan bantuan fasilitasi mesin peralatan secara simbolis oleh Ditjen IKM disaksikan Menteri Perindustrian berupa alat las dan alat pembuat roti untuk sejumlah pondok pesantren Muhammadiyah. Penyerahannya disaksikan Wakil Bupati Sukoharjo H. Purwadi,SE.,MM, Rektor UMS Dr Sofyan anief, pengasuh pondok pesantren dan sejumlah pejabat.
Di hadapan 1.000 santri yang ikut dalam peluncuran itu, Airlangga menjelaskan, ponpes memiliki potensi besar menciptakan wirausaha baru dan menumbuhkan sektor industri kecil dan menengah (IKM). Dengan program itu, santri diharapkan mampu menghadapi industri 4.0 yang kompetitif.
Mengingat pada 2030 Indonesia memasuki bonus demografi. Ketua Ittihad Al Ma'ahid Al Muhammadiyah atau Persatuan Ponpes Muhammadiyah se-Indonesia, Yunus Muhammadi menyambut baik peluncuran program santripreneur di UMS.
Apalagi ada dua ponpes dari 236 ponpes se-Indonesia yang mendapatkan bantuan alat produksi. Dia pun berharap ponpes lain akan mendapatkan pembinaan secara bertahap. Baik berupa alat produksi barang maupun keterampilan.
Rektor UMS Sofyan Anif menambahkan, langkah Kemenperin menggandeng ponpes dalam menciptakan wirausaha baru yang digerakkan santri, menjadi angin segar
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr. Sofyan Anif, M.Si dalam sambutannya mengatakan menyebut kerjasama antara UMS dengan pondok pesantren untuk memberdayakan ekonomi menjadi tanggung jawab bersama.
"Potensi pengembangan kewirausahaan sangat besar di lingkungan ponpes, dimana terdapat Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap dibentuk," jelasnya.
Dr. Sofyan Anif, M.Si melanjutkan, adanya fokus dalam kewirausahaan tersebut, sejak enam tahun lalu, semua jurusan di UMS diwajibkan adanya mata kuliah kewirausahaan.
Ditambahkan pula oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah (Jateng) Arif Sambodo, dari data BPS sendiri di Indonesia ada 5.850 pondok pesantren dengan 50 ribu ustad serta ustadzah, dan 507 ribu santri. Tentunya ini menjadi potensi besar untuk dikembangkan, apalagi untuk memajukan pondok pesantren.
"Dengan adanya pelibatan santri yang dipacu dalam bidang kewirausahaan diharapkan dapat membentuk santri yang Akhlakul Karimah," ujarnya.
Disamping itu juga menumbuhkan santri yang mandiri, tangguh, dan dapat berwirausaha.
Untuk itu para santri ini perlu dirangkul dan berikan pendampingan.
"Harapannya santripreneur ini dapat mewujudkan industri nasional yang berbasis syariah dan ikut serta memajukan perkonomian Indonesia," tutupnya.
Demikian informasi yang disampaikan Kabag Humas dan Protokol Setda Pemkab Sukoharjo Drs. Joko Nurhadiyanto EN, M.Hum. (Tj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar