Kali Langsur adalah salah satu sungai yang melintasi tengah kota Sukoharjo, dimana beberapa mengalami mendangkalan sehingga mengakibatkan tersangkutnya sampah sampah yang pada akhirnya menyebabkan luapan banjir di beberapa wilayah pada saat hujan lebat di Sukoharjo. satu potensi ancaman bencana di Sukoharjo adalah banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo menggelar aksi resik resik Kali Langsur sebagai tindak lanjut Sosialisasi Pengelolaan Sungai yang diadakan akhir bulan kemarin. Acara bertajuk Apel Siaga Bencana dan Bersih Bersih Sungai di gelar di Lapangan Bulakrejo Sabtu (08/10) diikuti sekitar seribuan orang relawan tanggap bencana dari berbagai elemen dan organisasi.
Bupati Sukoharjo H. Wardoyo, SH, MH dalam sambutannya menegaskan bahwa selain perubahan iklim global memicu peningkatan bencana meteorologis, juga adanya peningkatan aktivitas manusia (anthropogenic) terhadap bencana seperti membuang sampah ke sungai. Yang menyebabkan banyaknya daerah aliran sungai menjadi tidak sesuai peruntukannya. Padahal jika dikelola dengan mengedepankan kearifan lokal dan dilaksanakan secara masive berkelanjutan akan menjadi sebuah nilai budaya yang menghasilkan terminimalisirnya ancaman bencana.
Untuk menyikapi keadaan tersebut diperlukan adanya gerakan pengurangan bencana dalam hal ini adalah sungai dengan melakukan Gerakan Resik Resik Kali. Gerakan yang sederhana ini justru meiliki semangat budaya lokal yaitu gotong royong yang berdampak pada kegiatan yang berkesinambungan. Gerakan resik resik kali atau restorasi sungai ini sangat penting karena bertujuan mengembalikan fungsi sungai yang sebenarnya yakni bersih, sehat, produktif dan lestari.
Aksi resik resik Kali Langsur tersebut dibagi dalam enam wilayah aksi, di seputaran wilayah Kelurahan Bulakrejo sampai muara tempuran di wilayah Grogol. Dengan adanya gerakan tersebut diharapkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam hal tanggap bencana banjir.(ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar