Berakhirnya Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejumlah 144 mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta di Kabupaten Sukoharjo yang berlokasi di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Tawangsari (8 desa) dan Kecamatan Bulu (8 desa) resmi ditarik oleh Rektor UNS Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., saat penarikan Mahasiswa KKN Tematik Integratif UNS di Balai Desa Pojok Kecamatan Tawangsari pada hari Senin (21/2) di Pendopo Balai Desa Pojok Kecamatan Tawangsari, Rektor UNS berencana tahun depan akan menempatkan kembali Mahasiswa KKN khususnya di Kabupaten Sukoharjo dengan tujuan mengali kembali potensi yang dapat berguna untuk pengembangan potensi bagi masyarakat sukoharjo, selain itu diharapkan kedepan akan meningkatkan potensi khususnya di Wilayah Kabupaten Sukoharjo dengan salah satunnya berencana akan mengusung tema menyukseskan pelaporan keuangan dana desa dan pemanfaatannya, " harap Rektor. Selain itu Rektor berharap MoU Pemkab dengan UNS akan mendukung pengembangan potensi dan pemanfaatan Dana Desa di Kabupaten Sukoharjo ," harap Rektor UNS.
Wakil Bupati H. Purwadi SE.,MM mengapresiasi program KKN yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Sukoharjo dan kunjungan rektor UNS ke lokasi KKN.
"kami akan koordinasi dengan Bupati dan dinas dinas terkait pengembangan produk produk KKN melalui program penelitian dan pengabdian ini,"ungkap Wakil Bupati.
Di hadapan Wakil Bupati H. Purwadi SE.,MM, Rektor UNS, Camat Tawangsari, serta beberapa kepala desa tempat KKN, perwakilan mahasiswa yang telah melaksanakan KKN di 16 desa di dua Kecamatan selama 45 hari sejak bulan Januari lalu, memberikan penjelasan hasil-hasil KKN di berbagai bidang.
Dengan mengusung tema KKN, Tematik Integratif "Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, Pengembangan UMK, Pengembangan potensi pertanian", diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam pengelolaan sampah organic dan anorganik menjadi produk yang memiliki nilai tambah, mengembangkan bank sampah, meningkatkan ketrampilan pengolahan bahan baku pertanian lokal, meningkatkan kualitas hidup dengan terpasangnya instalansi penjernih air, kemandirian masyarakat dalam penggunanan bahan bakar Briket hasil limbah arang dan kemampuan belajar siswa.
Dalam sambutan Ketua LPPM Prof. Sulistyo Saputro, M.Si Ph.D selaku penanggungjawab KKN, dalam sambutannya mengatakan bahwa program KKN tujuannya agar mahasiswa belajar menerapkan ilmu yang didapat di kampus untuk diterapkan di masyarakat.
"Tentu ini harus diselaraskan dan disesuaikan kondisi masyarakat, KKN ini program agar disaat mahasiswa terjun dimasyarakat tidak bingung lagi, segera bisa mengambil keputusan untuk mengabdikan dirinya dimasyarakat," katanya.
Ia menjelaskan Tematik Integratif maksudnya bahwa program kerja atau tema yang dibawakan sesuai dengan kondisi lapangan, bahwa KKN membawa tema dan program kerja yang sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat.
Sebelum diterjunkan ke lapangan, lanjutnya mahasiswa dibekali bagaimana kondisi sesungguhnya di lapangan. Mahasiswa juga diminta survey lapangan dan berkoordinasi dengan kepala desa, supaya tema dan program kerja yang dilakukan bisa sesuai.
Sedangkan Integratif maksudnya, kampus juga melibatkan dinas instansi dan pakar atau praktisi yang sesuai dibidangnya selama program KKN berlangsung.
"Kami mengucapkan terima kasih atas perkenannya untuk KKN disini. Selama satu setengah bulan di Kecamatan Tawangsari banyak kesalahan mohon maaf utamanya bapak ibu kepala desa kami juga ucapkan terima kasih atas bimbingannya," pungkasnya.
Perwakilan Tim KKN Fiyan memaparkan, selama 45 hari terhitung sejak Januari, mahasiswa yang mengikuti program KKN di Kec. Bulu ditempatkan di 8 (delapan) desa, yakni Desa Lengking,Tiyaran, Ngasinan, Kunden, Malangan, Sanggang, Bulu dan Kamal dan di Kecamatan Tawangsari ditempatkan di 8 (delapan) desa, yakni Desa Ponowaren, Kateguhan, Pojok, Dalangan, Watubonang,Tangkisan, Pundungrejo dan Tambakboyo
Selama KKN, masing-masing tim KKN membuat program kerja pokok dan program kerja pendukung. Tiap desa tentu program kerjanya berbeda sesuai dengan kondisi dan permasalahan desa.
"Selama KKN kami menemukan permasalahan yang perlu kami pecahkan. Disini tugas kami belajar dan mengabdi. Hari ke 45 mengabdi dihadapan Wakil Bupati Sukoharjo kami laporkan sekaligus presentasi setiap desa serta adanya display produk hasil KKN UNS," tuturnya. Acara diakhiri peninjauan stan pameran dan pengelolaan bank Sampah Desa Pojok. (Tj)