Minggu, 03 Juni 2018

Pemkab Sukoharjo Gelar Peringatan Nuzulul Quran

SUKOHARJO–Dengan mengambil tema "Kita jadikan Al quran sebagai petunjuk jalan yang lurus dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara", pada hari Sabtu (2/6) bertempat di Pendopo Graha Satya Praja (GSP) Kabupaten Sukoharjo diadakan peringatan Nuzulul Quran Tingkat Kabupaten Sukoharjo 1439 H / 2018 M.
Beralaskan karpet, acara yang digelar dengan khidmat tersebut, tak mengurangi kehangatan suasana yang terbangun didalamnya. Acara kemudian dilanjutkan dengan sholat maghrib dan isya sekaligus tarawih berjamaah.
Acara yang dihadiri oleh Forkopimda serta ratusan undangan berasal dari berbagai kalangan ini, berbaur menjadi satu dengan jajaran forkopimda, para pejabat dan tokoh masyarakat di lingkungan Kabupaten Sukoharjo.
Dalam sambutannya, Bupati Sukoharjo H. Wardoyo Wijaya SH.,MH menjelaskan bahwa Nuzulul Quran merupakan salah satu peristiwa bersejarah bagi umat Islam, yaitu peristiwa Turunnya wahyu Alquran kepada nabi Muhammad SAW untuk memberi petunjuk kepada manusia. Bagi umat Islam Alquran adalah sumber utama ajaran Islam dan sumber ilmu pengetahuan yang tidak ada habisnya untuk digali dan dikaji. Alquran menyajikan substansi hubungan manusia dengan Tuhan hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan alam semesta.
" Bulan Ramadhan tahun ini merupakan bulan yang penuh berkah khususnya bagi Kabupaten Sukoharjo. Perlu saya informasikan bahwa, kemarin saya telah menerima LHP LKPD Tahun Anggaran 2017 di Semarang. Alhamdulillah dari hasil pemeriksaan BPK Kabupaten Sukoharjo kembali memperoleh opini WTP (wajar tanpa kecuali) untuk yang ketiga kalinya di era kepemimpinan saya," jelas Bupati.
Selain itu, Bupati menambahkan "saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pemerintahan Kabupaten Sukoharjo yang sudah bekerja semaksimal mungkin khususnya dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih jujur transparan dan akuntabel,"tambah Bupati.
Drs. KH. M Dian Nafi', M.Pd dari Ponpes Al muayyad Surakarta dalam ceramahnya mengutip Firman Allah SWT, "Sehingga apabila mereka sampai ke Surga itu," yakni, mereka sampai ke pintu-pintu Surga setelah melewati shirath, mereka tertahan di jembatan (qantharah) yang berada di antara Surga dan Neraka. Lalu diadakanlah pembalasan atas kezhaliman yang terjadi di antara mereka di dunia. Setelah mereka bersih dan suci, barulah mereka diizinkan untuk memasuki Surga.
"Pemerintah melindungi umatnya dalam beragama itu sudah betul sesuai dengan pancasila sila ke satu Ketuhanan yang maha esa.  Kita patut bersyukur dan bangga dibawah kepemimpinan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya sukoharjo kembali memperoleh opini WTP (wajar tanpa kecuali) untuk yang ketiga kalinya dan sukoharjo dinyatakan telah bebas dari buang air besar sembarangan, ini semua tidak akan terwujut tanpa kerja keras pemerintah dan dukungan dari masyarakat Sukoharjo," jelasnya.
Demikian informasi yang disampaikan Kabag Humas dan Protokol Setda Pemda Sukoharjo.(Tj)

Kamis, 31 Mei 2018

Sambut Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni, MPC Pemuda Pancasila Sukoharjo Gelar Kirab


SUKOHARJO-Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2018 dapat menjadikan momentum perekat seluruh komponen bangsa. Atas dasar itu Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Sukoharjo memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni 2018 dengan mengelar kirab burung garuda dengan dikawal 73 obor.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Sukoharjo H. Purwadi, SH.MH, Ketua MPW PP Jateng, Bambang Eko Purnomo (BEP), Kodim 0726/sukoharjo, Polres Sukoharjo dan 12 pimpinan anak cabang se -Kabupaten Sukoharjo serta sejumlah undangan lainnya.
Kegiatan di awali Longmars berjalan kaki sejauh 1,5km, diikuti ratusan pemuda Pancasila dari markas pemuda Pancasila di Jombor Bendosari menuju Proliman dengan membawa lambang Negara burung Garuda Pancasila dan membawa 73 obor.  Setelah sampai di tugu pahlawan proliman, lambang Negara Garuda Pancasila diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang diterima oleh Wakil Bupati Sukoharjo didampingi ungsur TNI dan Polri.
ADV.Nursito, SH.,MH Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Sukoharjo, mengungkapkan malam ini merupakan malam yang sakral,  bagi pemuda pancasila dengan lahirnya pancasila dapat menjadi perekat bangsa.
."Aksi ini sebagai wujud syukur terhadap lahirnya Pancasila yang jatuh pada 1 Juni. Sebagai dasar negara dan ideologi sehingga kita, sebagai pemuda Indonesia wajib menjaga dasar negara kita agar tidak di rong-rong oleh  bangsa lain, yang akan menggantikan dasar negara kita," terang dia.
Lanjutnya, dimana bahaya latent komunis yang mana anti Pancasila itu tetap ada dan dapat muncul di tengah-tengah masyarakat. "Untuk itu, kita wajib menjaga kelangsungannya," katanya.
Wakil Bupati Sukoharjo H. Purwadi, SH.,MH dalam sambutannya mengatakan sebagai bentuk kepedulian Pemuda Pancasila yang di latar belakangi oleh kegelisahan terhadap adanya upaya-upaya dari beberapa pihak yang ingin mengotak-atik ideologi Pancasila. "Kami berharap dengan adanya aksi ini, Pancasila bisa terus bergelora di tengah masyarakat, tidak ada tempat bagi ideologi selain Pancasila di bumi Indonesia. Pancasila merupakan dasar sekaligus ideologi negara,  Pancasila lahir melalui proses yang panjang dan telah melalui sejumlah tantangan. Pancasila, merupakan nilai-nilai yang menjadi karakter bangsa Indonesia. Hal ini sangat fundamental, yaitu dasar dari Indonesia merdeka. "Dasar dari negara adalah Ideologi pancasila,"jelas Wakil Bupati.
Demikian informasi yang disampaikan oleh Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sukoharjo Drs. Joko Nurhadiyanto EN, M.Hum. (Tj)

Haflah Akhirussanah Ponpes Al-Ukhuwah Sukoharjo Dihadiri Asisten Sekda


SUKOHARJO- Bupati Sukoharjo, H. Wardoyo Wijaya SH.,MH mewakilkan Penjabat  Asisten Sekda II, Widodo SH.,MH menghadiri Haflah Akhirussanah dan Wisuda Santri Ponpes Al Ukhuwah Sukoharjo tahun ajaran 2017-2018, Kamis (31/5).
Menurut Ustadz H. Muhammad Sahli WS ketua yayasan Ponpes Al Ukhuwah Sukoharjo mengatakan kurikulum pondok pesantren Al Ukhuwah diperbanyak pelajaran diniyah. Wisuda kali ini terdiri dari Madrasah aliyah ( MA) angkatan ke-6, I'dad Muhafizhin (Penghafal Al Quran – Putra) angkatan ke-3 serta I'dad Muhafizhah (Penghafal Al Quran Untuk Putri) angkatan ke-17 dan Tahfidzul Qur'an 20 juz dan 30 juz.
¨ Pondok Pesantren Al Ukhuwah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al Ukhuwah Sukoharjo berusaha untuk bisa mewujudkan pendidikan yang bermutu dengan menyiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) di semua bidang dengan mengadakan pelatihan-pelatihan pengajaran dan meningkatkan kafaah keilmuan mereka. Saat ini Ponpes Al-Ukhuwah memiliki gedung baru kampus 1 yang berada di Joho ini dan kampus 2 yang berada di Kecamatan Bendosari jelasnya.
Dalam sambutannya Asisten Sekda II , Widodo SH.,MH, dalam kesempatan itu,  mewakili Bupati Sukoharjo menyampaikan selamat kepada seluruh santri yang sudah menyelesaikan pendidikannya dengan baik.
"Semoga ilmu yang diperoleh selama menempuh pendidikan dapat bermanfaat," harapnya.
Dalam kesempatan itu, Widodo SH.,MH juga menyampaikan apresiasi pada Ponpes Al Ukhuwah yang terus menunjukkan eksistensinya.
"keberadaan ponpes juga dapat membantu pemerintah dalam membangun generasi yang berkualitas, yang tidak hanya menguasai pengetahuan umum, namun juga mempunyai pemahaman ilmu agama yang kuat," pungkas Asisten Sekda.
Demikian informasi yang disampaikan Kabag Humas dan Protokol Setda Pemkab Sukoharjo Drs. Joko Nurhadiyanto EN, M.Hum.(Tj)

Senin, 28 Mei 2018

SUKOHARJO KEMBALI RAIH OPINI WTP

 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terkait Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2017. Penyerahan dilakukan di Kantor BPK di Perwakilan Jawa Tengah (Jateng) Senin (28/5) pukul 15.30. Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya, SH, MH menerima sendiri laporan tersebut bersama dengan Ketua DPRD Sukoharjo Nurjayanto, SP.

Inspektur Sukoharjo Djoko Poernomo mengatakan, Sukoharjo sudah tiga kali ini mendapatkan WTP. Pertama pada LKPD 2015 dan 2016 lalu dan pada LKPD 2017 ini. Adapun kriteria dalam penilaian WTP ini yakni dari sisi keuangan laporan akutansinya, sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAT) atau tidak. Selain itu, sistem pengendalian intern, dan kepatuhan aturan perundangan. "Itu yang dinilai kriterianya penyajian laporan keuangan," papar dia.

Dia mengatakan, pemeriksaan pendahuluan dilakukan BPK pada bulan Februari – Maret. Sementara pemeriksaan terperinci dilakukan April – Mei. Penerimaan Opini WTP dilakukan hari ini (28/5).

Dia mengatakan, dalam meraih opini WTP ini tidak luput dari kerja keras semua pihak. Ispektorat bekerjasama dengan OPD lainnya juga untuk mendapatkan Opini WTP ini. "Ini hasil kerja keras semua pihak," papar Ipung.

Pihaknya menyatakan,catatan dari BPK segera ditindaklanjuti agar opini WTP kembali bisa diraih tahun depan dan tahun-tahun selajutnya. "Kita berbangga atas prestasi opini WTP ini. Harus terus dipertahankan kedepan," terang dia.

Ikut mendampingi Bupati dalam acara ini, Sekretaris Daerah, Kepala Badan Keuangan Daerah dan Sekretaris DPRD, demikian keterangan yang disampaikan oleh Kabag Humas dan Protokol, Joko Nurhadiyanto EN, M.Hum. (ang)

 


Minggu, 27 Mei 2018

Menteri Keuangan Tinjau Pasar Telukan Sukoharjo

SUKOHARJO – Dalam kunjungannya ke Kabupaten Sukoharjo, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati  meninjau aktivitas para pedagang di Pasar Telukan kecamatan Grogol Sukoharjo, Sabtu (26/5).Didampingi Bupati Sukoharjo H.Wardoyo Wijaya, SH.,MH Menteri Sri Mulyani hampir mendatangi satu persatu pedagang di pasar Telukan yang sebagian besar merupakan penerima pembiayaan kredit ultra mikro (UMi). Tidak hanya itu, ia juga sempat memborong berbagai kebutuhan terutama sayur, dan buah-buahan.
Usai berkeliling di Pasar Telukan, Menkeu  mengungkapkan hingga saat ini sekitar Rp 2,5 triliun dana UMi dikelola di seluruh Indonesia. Namun dari jumlah tersebut realisasinya baru mencapai Rp 1,2 triliun.
" Ya, untuk kredit yang sifatnya bergulir itu disalurkan melalui beberapa lembaga, di antaranya Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), juga Bahana Artha Ventura dan koperasi. Berbeda dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan jumlah pinjaman di atas Rp 50 juta, kredit UMi hanya diperbolehkan meminjam sekitar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta ," ungkap Sri Mulyani.
Menurutnya, hingga saat ini di Indonesia juga menambahkan, secara nasional hingga saat ini terdapat 800.000 masyarakat yang menggunakan kredit UMi. Rata-rata jumlah pengguna kredit UMi terdiri dari pedagang, dan pengusaha kelontong.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan dan UKM Pemkab Sukoharjo Sutarmo mengatakan, dari beberepa pasar di kabupaten Sukoharjo di pasar Telukan termasuk paling banyak pedagang yang memanfatkan kredit UMi. Diakui, sebagai program baru, UMi memang belum banyak dikenal.
"Kami menjamin bahwa proses pengajuannya sangat cepat dan salah satu persyaratannya dana tersebut harus dipergunakan untuk usaha. Saat ini untuk pengajuan masih menggunakan agunan, seperti BPKB namun mendatang, pengajuan UMi diupayakan tanpa agunan ," tukas Sutarmo.
Demikian informasi yang disampaikan Kabag Humas dan Protokol Setda Pemkab Sukoharjo Drs. Joko Nurhadiyanto EN.,M.Hum. (Tj)

Sabtu, 26 Mei 2018

Re: Foto Kunjungan Menteri Keuangan di Pasar Telukan Skh

Saya pakai 0017 sama 9987 (yang pedang tempe) nuwun


Pada tanggal Sab, 26 Mei 2018 08.56, Humas Skh <humas.skh@gmail.com> menulis:
thz

Kamis, 24 Mei 2018

Menko PMK Puan Maharani Serahkan ribuan bantuan untuk Warga Sukoharjo

SUKOHARJO– Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani melakukan kunjungan kerja (kungker) ke Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, Kamis (24/5). Puan Maharani menyerahkan bantuan PKH, BPNT, KIP, SK TPG, Alat bantu bagi disabilitas, peralatan pertanian, pendidikan, permodalan BUMDes dan kendaraan operasional kebencanaan di Kabupaten Sukoharjo.
Bupati Sukoharjo dalam sambutannya mengapresiasi dan mengucapkan selamat datang serta berharap bantuan yang diberikan dapat dipergunakan dengan sebaik baiknya.
Adapun jenis bantuan yang diserahkan Menko PMK kepada warga antara lain berupa Lima ( 5 ) unit pompa air, satu ( 1 ) unit Traktor, sepuluh (10) unit mesin tanam padi, satu ( 1 ) unit mobil pick up, lima puluh ( 50 ) buah alat bantu dengar disabilitas, limapuluh ( 50 ) buah kruk ketiak, tujuh puluh lima ( 75 ) buah kursi roda, lima puluh ( 50 ) canadian, lima puluh ( 50 ) buah tongkat putih tunanetra, sepuluh ( 10 )bumdes @50 juta, tiga ( 3 ) paket sekolah, Rehap Kelas 1 SD dan 1 SMP, Laptop, LCD, Layar, Printer, Soundsystem untuk 9 SD, Pembangunan 9 ruang kelas baru, dua satu      ( 21 ) unit komputer, Apresiasi Anak Berprestasi@ 500,000 bagi 4 anak sd,smp,sma,smk, sembilan ratus ( 900 ) paket sembako untuk pkh, bpnt, kip, 200 sk tunjangan profesi guru, lima ratus ( 500 ) bibit rambutan dan bibit mangga,tiga ratus ( 300 ) paket bingkisan anak sekolah serta dua belas ( 12 ) doorprize.
"Saya harap bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Bantuan ini sesuai dengan yang diperlukan warga Sukoharjo," ujar Menko PMK.
Dalam kesempatan itu, Puan juga mengajak dialog dan mendengarkan testemoni dari para penerima. Salah satunya dengan siswa penerima KIP. Menurutnya, siswa pemegang KIP untuk tingkat SD menerima dana Rp450.000 per tahun, jenjang SMP Rp750.000 per tahun dan jenjang SMA/SMK sebesar Rp1 juta per tahun. Bantuan tersebut diberikan melalui rekening siswa dan dicairkan menjelang naik kelas.
"Uangnya bisa digunakan keperluan sekolah seperti membeli seragam, tas, buku, dan lainnya. Intinya untuk keperluan pribadi siswa," terangnya.
Untuk BPNT, ujar Puan, setiap penerima mendapatkan dana Rp110 ribu dan digunakan untuk membeli beras serta telur.
Menko PMK Puan juga sempat menggelar kuis untuk warga yang hadir. Antara lain kuis diberikan pada salah satu siswa penerima KIP. Setelah naik panggung, siswa tersebut diminta untuk menyebutkan 15 provinsi di Indonesia serta melafalkan Pancsila. Setelah bisa menjawab, siswa yang bernama Fajar tersebut mendapat hadiah gitar yang ditandantangani oleh Puan Maharani.
Selain itu, kuis juga diberikan pada tiga warga lainnya yang kebetulan ibu-ibu. Pertanyaan yang diberikan Puan pun bervariasi. Ada yang diminta untuk menyebutkan 10 mama ikan yang ada di Sukoharjo, ada juga yang diminta melafalkan Pancasila. "Untuk yng ini saya minta sebutkan 10 makanan khas Sukoharjo," kata Puan pada peserta terakhir.
Dengan lancar, ibu-ibu yang kebetulan naik panggung menjawab setiap pertanyaan Puan. Untuk itu, ibu-ibu tersebut masing-masing mendapatkan hadiah kompor, ricecooker, dan juga handphone untk peserta terakhir yang kebetulan berprofesi sebagai guru TK. (Tj)